Kekejaman terhadap hewan
Kekejaman terhadap
hewan atau penganiayaan/penindasan hewan
adalah penderitaan atau kekerasan yang dilakukan manusia terhadap hewan untuk tujuan selain perlindungan diri. Dalam
pemahaman yang lebih sempit lagi, itu bisa berarti kekerasan yang dilakukan
demi keuntungan sendiri, misalnya membunuh hewan untuk makanan atau demi
mendapat bulunya. Sudut pandang yang berbeda-beda dianut oleh yurisdiksi
di masing-masing negara.
Secara umum, ada dua pendekatan untuk
masalah ini. Pihak pendukung kesejahteraan hewan berpendapat bahwa tidak ada
yang salah dengan menggunakan hewan untuk keperluan manusia, seperti makanan,
pakaian, hiburan, dan penelitian, tetapi itu harus dilakukan dengan cara
manusiawi yang meminimalkan rasa sakit dan penderitaan yang tidak perlu. Para
ahli teori hak hewan
mengkritik pihak ini, dengan alasan bahwa kata-kata "tidak perlu" dan
"manusiawi" tunduk pada interpretasi yang sangat berbeda, dan bahwa
satu-satunya cara untuk menjamin perlindungan bagi hewan adalah untuk
mengakhiri status mereka sebagai benda
kepemilikan, dan untuk memastikan bahwa mereka tidak pernah
digunakan sebagai komoditi. Hukum tentang kekejaman binatang dirancang untuk
mencegah kekejaman terhadap binatang, bukan membunuh untuk tujuan-tujuan lain
seperti makanan.
Laika (bahasa Rusia: Лайка,
secara harfiah
berarti "Penyalak"; 1954–3 November 1957) adalah seekor anjing
Rusia
yang menjadi binatang pertama yang mengorbit Bumi serta makhluk
hidup pertama yang tewas pada saat mengorbit. Pada masa itu, teknologi untuk
mengorbit belum dikembangkan, sehingga tidak ada harapan untuk bertahan hidup.
Hanya sedikit dampak penerbangan luar angkasa
pada makhluk hidup yang diketahui sewaktu misi Laika dilakukan. Beberapa
ilmuwan percaya bahwa manusia tidak akan mampu bertahan pada peluncuran maupun
kondisi di luar angkasa, sehingga diadakan penerbangan untuk makhluk hidup
bukan manusia sebagai awal penerbangan untuk manusia. Nama aslinya adalah Kudryavka
(bahasa Rusia:
Кудрявка 'Si Ikal Kecil'), menjalani pelatihan dengan dua anjing
lainnya, dan akhirnya dipilih sebagai penumpang pesawat ruang angkasa Soviet Sputnik II
yang diluncurkan ke luar angkasa pada 3 November 1957.
Laika diyakini tewas beberapa jam
setelah peluncuran akibat terlalu panasnya suhu, yang kemungkinan
disebabkan oleh kegagalan penopang R-7 pusat memisahkan diri dari muatan.
Penyebab sebenarnya dan waktu kematiannya tidak diumumkan hingga tahun 2002;
bahkan sebaliknya, secara meluas dilaporkan bahwa dia meninggal karena
oksigennya habis, atau, ia mengalami eutanasia
sebelum kehabisan oksigen, seperti yang ditegaskan pemerintah Uni Soviet pada
awalnya. Meskipun demikian, percobaan tersebut membuktikan bahwa seorang
penumpang hidup dapat bertahan dalam peluncuran ke orbit, serta merasakan
keadaan tanpa beban,
yang membuka jalan untuk misi luar angkasa berawak dan memberikan
beberapa data kepada para ilmuwan tentang bagaimana reaksi kehidupan organisme
terhadap lingkungan luar angkasa.
Pada 11 April 2008, para pejabat Rusia membangun sebuah
monumen kecil untuk menghormati Laika. Monumen tersebut dibangun di dekat
tempat penelitian militer di Moskwa yang mempersiapkan penerbangan Laika ke ruang angkasa.
Monumen itu menggambarkan sosok anjing yang berdiri di atas roket.
Setelah sukses dalam misi Sputnik I,
Nikita Khrushchev, pimpinan Soviet,
menginginkan suatu pesawat luar angkasa diluncurkan pada 7 November
1957, bertepatan
dengan hari ulang tahun ke-40 Revolusi Bolshevik. Sebuah satelit yang lebih
canggih dari sebelumnya sedang dalam pembangunan, tetapi tidak akan siap sampai
bulan Desember; satelit ini kelak dinamai Sputnik 3.
Agar dapat diluncurkan pada bulan
November, maka mereka menyusun rancangan baru. Secara khusus Khrushchev ingin
para insinyurnya mempersembahkan suatu pertunjukkan antariksa mengagumkan,
sebuah misi yang akan mengulangi kejayaan Sputnik I yang menakjubkan dunia
dengan kecakapan Uni Soviet. Para perancang menetapkan suatu penerbangan ke orbit Bumi
dengan seekor anjing. Insinyur roket Soviet telah lama merencanakan pengorbitan
anjing sebelum mencoba penerbangan untuk manusia; sejak 1951, mereka telah
mengandangkan 12 anjing ke ruang angkasa bawah orbit dengan penerbangan
balistik, bekerja secara bertahap menuju misi pengorbitan mungkin hanya
beberapa waktu saja pada tahun 1958. Untuk memenuhi tuntutan Khrushchev,
pengorbitan anjing akan dipercepat untuk peluncuran di bulan November.
Menurut sumber-sumber dari Rusia,
keputusan resmi untuk meluncurkan Sputnik II direncanakan pada tanggal 10 atau
12, sehingga hanya terdapat waktu empat minggu bagi para pekerja untuk
merancang dan membangun pesawat ruang angkasa.] Oleh karena itu, Sputnik II adalah suatu
pekerjaan yang dibuat dengan terburu-buru, dengan sebagian besar bagian-bagian
pesawat ruang angkasa dirakit dari sketsa kasar. Selain dari misi utama
mengirimkan penumpang hidup ke luar angkasa, Sputnik II juga berisi
instrumentasi untuk mengukur radiasi
matahari dan sinar kosmik.[5]
Pesawat ini dilengkapi dengan sistem
pendukung kehidupan yang terdiri dari sebuah generator
oksigen dan perangkat untuk menghindari keracunan oksigen serta untuk menyerap karbon
dioksida. Sebuah kipas yang dirancang untuk diaktifkan setiap kali
suhu kabin melebihi 15 °C (59 °F), ditambahkan untuk menjaga suhu si
anjing. Stok makanan dalam bentuk agar-agar diberikan untuk penerbangan tujuh
hari, dan anjing itu dilengkapi dengan kantong untuk mengumpulkan sampah.
Sebuah pengikat dirancang untuk
dipasang untuk anjing, dan terdapat rantai untuk membatasi gerakannya untuk
berdiri, duduk, atau berbaring, dan tidak ada ruang untuk berbalik ke kabin.
Sebuah elektrokardiogram memantau denyut jantungnya,
sementara instrumentasi lainnya mengawasi tingkat respirasi, tekanan arteri
maksimum, dan gerakan anjing itu.[2][8]
Pelatihan
Awalnya Laika merupakan seekor anjing
liar yang berkeliaran di jalan-jalan di Moskwa.
Ilmuwan Soviet memilih hewan jalanan Moskwa karena mereka menganggap bahwa
hewan tersebut telah belajar untuk bertahan pada kondisi dingin yang ekstrem
dan kelaparan.[6]
Spesimen ini sejenis anjing bastar betina dengan berat sebelas pon[9]
dan berumur sekitar tiga tahun. Sumber lain melaporkan bahwa beratnya sekitar
6 kg (13 lb). Personel Soviet memberi beberapa nama dan julukan, di
antaranya Kudryavka (Si Ikal Kecil), Zhuchka (Binatang Kecil),
dan Limonchik (Lemon Kecil). Laika, sebuah nama Rusia untuk beberapa ras anjing
mirip dengan anjing Eskimo, adalah nama
yang dipopulerkan di seluruh dunia. Pers Amerika menjulukinya Muttnik (mutt [anjing campuran]
+ akhiran -nik) sebagai plesetan Sputnik,[10]
atau menyebutnya Curly. Asal usul sebenarnya tidak diketahui, walaupun
secara umum diakui bahwa ia bastar anjing eskimo atau anjing Nordik lainnya,
atau mungkin juga keturunan ras terrier.[6]
Sebuah majalah Rusia mendeskripsikannya bertemperamen apatis
dengan menyatakan bahwa dia tidak pernah bertengkar dengan anjing lain.[9]
Sebelumnya Uni Soviet dan Amerika
Serikat telah mengirimkan hewan hanya pada penerbangan suborbit.[12]
Tiga anjing dilatih untuk penerbangan Sputnik II, yaitu: Albina, Mushka,
dan Laika.[13]
Seorang ilmuwan ruang angkasa Soviet bernama Oleg Gazenko
kemudian memilih dan melatih Laika.[14]
Albina terbang dua kali pada tes ketinggian roket, dan Mushka
digunakan untuk menguji instrumentasi serta perangkat penunjang kehidupan.[8][12]
Untuk menyesuaikan anjing-anjing
tersebut terhadap kabin sempit dalam Sputnik II, mereka dikurung dalam kandang
yang sangat kecil pada jangka waktu hingga 20 hari. Pengurungan yang tak luas
menyebabkan mereka berhenti buang air kecil atau buang air besar, membuat
mereka gelisah, dan menyebabkan kondisi umum mereka memburuk. Pencahar
tidak dapat memperbaiki kondisi mereka, dan para peneliti menemukan bahwa hanya
waktu pelatihan yang lama terbukti efektif. Anjing-anjing itu ditempatkan di alat pemutar
yang mensimulasikan percepatan peluncuran roket dan ditempatkan di mesin yang
mensimulasikan suara-suara dari pesawat ruang angkasa. Hal ini menyebabkan
detak jantung mereka berlipat ganda serta tekanan darah
mereka meningkat sampai 30-65 torr. Anjing-anjing itu dilatih untuk makan jeli khusus
bernutrisi tinggi yang akan menjadi makanan mereka dalam misi tersebut.[8]
Sebelum peluncuran, salah satu ilmuwan
membawa Laika ke rumahnya untuk bermain dengan anak-anaknya. Dalam buku yang
mencatat kisah kedokteran antariksa Soviet, Dr. Vladimir Yazdovsky mengatakan
bahwa,
“
|
Saya ingin
melakukan sesuatu yang menyenangkan untuknya: Dia memiliki sedikit waktu
tersisa untuk hidup.
|
”
|
Peluncuran
Menurut dokumen NASA, Laika ditempatkan di
satelit pada 31 Oktober 1957, tiga hari sebelum dimulainya peluncuran.[8]
Pada waktu itu, lokasi peluncuran sangat dingin dan selang yang terhubung ke
pemanas yang digunakan untuk menyimpan wadahnya hangat. Dua asisten ditugaskan
untuk mengawasi Laika sebelum peluncuran. Sesaat sebelum lepas landas pada 3
November 1957 dari Kosmodrom Baykonur, bulu Laika digosok dengan alkohol
berkadar rendah serta dirawat dengan hati-hati, sementara yodium
diteteskan ke daerah yang akan ditempeli sensor untuk memantau fungsi tubuhnya.[16]
Pada puncak laju perubahan percepatan,
pernapasan Laika meningkat menjadi tiga sampai empat kali dibandingkan sebelum
peluncuran.[8]
Sensor menunjukkan bahwa detak jantungnya 103 denyut per menit sebelum
peluncuran, dan meningkat menjadi 240 denyut per menit pada laju perubahan
percepatan awal. Setelah mencapai orbit, moncong Sputnik II berhasil
dilepaskan, namun inti "Blok A" tidak terlepas seperti yang
direncanakan, sehingga sistem pengendalian suhu tidak beroperasi seperti
semestinya. Beberapa isolasi termal terkoyak sehingga meningkatkan
suhu kabin menjadi 40 °C (104 °F).[17]
Setelah tiga jam dalam keadaan tak berbobot, denyut nadi Laika telah
kembali menjadi 102 denyut per menit,[18]
tiga kali lebih lama daripada yang terjadi selama tes di darat sebelumnya, yang
mengindikasikan tekanan yang sedang dialaminya. Telemetri
awal menunjukkan bahwa Laika gelisah, tetapi ia tetap memakan makanannya.[17]
Setelah sekitar lima hingga tujuh jam penerbangan, tidak ada tanda-tanda
kehidupan lebih lanjut yang diterima dari pesawat ruang angkasa.[8]
Para ilmuwan Rusia telah berencana
untuk melakukan eutanasia kepada Laika dengan memberi makanan beracun. Selama
bertahun-tahun, Uni Soviet memberikan laporan yang bertentangan bahwa dia telah
meninggal akibat kehabisan oksigen karena baterai gagal berfungsi, atau karena
eutanasia. Banyak rumor beredar tentang penyebab kematiannya. Pada tahun 1999,
beberapa sumber dari Rusia melaporkan bahwa Laika telah meninggal ketika kabin
terlalu panas pada hari keempat.[7]
Pada bulan Oktober 2002, Dimitri Malashenkov, salah satu ilmuwan di balik misi
Sputnik II, mengungkapkan bahwa Laika telah meninggal dalam sirkuit keempat
penerbangan karena kepanasan. Dalam World Space Congress di Houston,
Texas,
Amerika
Serikat, ia menyatakan bahwa hampir mustahil untuk membuat sistem
kontrol temperatur yang handal dalam waktu yang terbatas.[2]
Lebih dari lima bulan kemudian, setelah
2.570 kali mengorbit, Sputnik II hancur bersama dengan Laika saat kembali pulang
ke Bumi pada 14 April 1958.
Kontroversi
NASA menamai tanah sasaran di Mars ini dengan nama Laika
dalam misi Mars Exploration Rover.
Karena isu perlombaan angkasa antara Uni Soviet
dengan Amerika Serikat, sebagian besar masalah etika
penelitian ini belum terselesaikan dalam beberapa waktu. Seperti yang
dinyatakan pada kliping koran dari tahun 1957,[20]
bahwa pers
lebih sibuk dengan laporan bersudut pandang politik, sedangkan masalah
kesehatan dan keselamatan Laika hampir tidak disebutkan. Beberapa waktu
kemudian ada sebuah diskusi mengenai nasib anjing tersebut—yang pada awalnya
beberapa orang bersikeras bahwa lebih baik ia disebut Curly daripada Laika.
Sputnik II tidak dirancang untuk dapat
diambil kembali, dan Laika selalu dianggap telah mati.[7]
Misi ini memicu perdebatan di seluruh dunia tentang penganiayaan hewan serta pengujian pada hewan yang
pada umumnya untuk memajukan ilmu pengetahuan.[14]
Di Britania Raya,
Liga Pertahanan Anjing Nasional
menyerukan kepada semua pemilik anjing untuk mengheningkan cipta selama satu
menit, sementara Royal Society
for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) menerima protes
bahkan sebelum Uni Soviet selesai mengumumkan keberhasilan misinya. Kemudian
sekelompok masyarakat memprotes kedutaan Soviet mengenai hak hewan.[21]
Demonstrasi lainnya terjadi di luar gedung PBB di New York.[14]
Namun, laboratorium peneliti di Amerika Serikat menunjukkan sebagian dukungan
untuk Uni Soviet, setidaknya sebelum berita kematian Laika.[14][22]
Di Uni Soviet, kontroversi tidaklah
terlalu menonjol, baik dalam media, buku-buku pada tahun-tahun berikutnya, dan
publik tidak secara terbuka mempertanyakan keputusan untuk mengirim anjing ke
ruang angkasa untuk dibunuh. Tidak sampai tahun 1998, setelah runtuhnya rezim
Soviet, Oleg Gazenko, salah satu ilmuwan yang
bertanggung jawab atas pengiriman Laika ke ruang angkasa, menyatakan
penyesalannya karena membiarkan ia mati:
“
|
Bekerja dengan
hewan adalah sumber penderitaan bagi kita semua. Kami memperlakukan mereka
seperti bayi yang tidak bisa berbicara. Semakin banyak waktu berlalu, semakin
aku menyesali hal itu. Kami tidak seharusnya melakukan itu ... Kami tidak
cukup belajar dari misi ini untuk membenarkan kematian anjing.
|
”
|
Monumen untuk Laika dibuat dalam bentuk
patung dan plakat di Kota Bintang, Rusia, sebuah tempat pelatihan Kosmonot
Rusia.[23]
Pada masa depan, misi membawa anjing akan dipulihkan untuk dirancang kembali.
Satu-satunya anjing lain yang mati pada misi ruang angkasa Soviet adalah
Pchyolka dan Mushka, yang meninggal ketika Korabl-Sputnik 3 sengaja
dihancurkan ketika pulang kembali pada 1 Desember 1960.
0 comments:
Post a Comment