Pada tanggal 26 Juli 1956 Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser
menasionalisasi Terusan Suez, akibatnya Inggris dan Perancis yang memiliki
saham atas Terusan Suez menjadi marah dan mengirimkan pasukannya untuk
menggempur Mesir. Serangan Inggris dan Perancis yang dibantu Israel
terhadap Mesir sangat membahayakan perdamaian dunia sehingga PBB terpaksa
turun tangan dan mengirimkan pasukan perdamaian. Indonesia mengirimkan pasukan
Garuda I untuk bergabung dengan pasukan negara-negara lain di bawah PBB.
Pasukan perdamaian PBB yang dikirim ke Timur Tengah (Mesir) dinamakan United
Nations Emergency Force (U N E F).
Pasukan Garuda I di bawah pimpinan Mayor Sudiyono berkekuatan 550 personil
terbagi atas kesatuan Teriotium IV Diponegoro, Teritorium V Brawijaya dengan
komando Letkol Infantri Suyudi Sumodiharjo Pasukan Garuda I berhasil melaksanakan
tugasnya dengan baik dan pada tanggal 12 September 1957 pasukan Garuda I ini
membuat Indonesia terus mendapat kepercayaan dari PBB untuk membantu
memelihara perdamaian di berbagai belahan dunia bila terjadi sengketa,
diantaranya sebagai berikut :
1)
Pasukan Garuda 11 di bawah
pimpinan Kolonel Priyanto diberangkatkan ke Kongo 10 September 1960 untuk
bergabung dengan pasukan perdamaian PBB dengan
United Nations Operation for the Congo (UNOC), bertugas hingga bulan
Mei 1961.
2)
Pasukan Garuda III di bawah
pimpinan Brigjen Kemal juga bertugas di Kongo dari bulan Desember 1962 sampai
bulan Agustus 1964.
3)
Pasukan Garuda IV di bawah
pimpinan Brigjen TNI Wivono, bertugas di Vietnam mulai bulan Januari 1973
sampai Juli 1972.
4)
Pasukan Garuda VII di bawah
pimpinan Kolonel Rudini dan wakilnya Mayor Basofi Sudirman dikirim ke Timur
Tengah pada tanggal 3 Desember 1973.
5)
Pasukan Garuda VII di bawah
pimpinan Brigjen Sukemi Sumantrio bertugas di Vietnam dari bulan AF 1974
sampai November 1974, kemudian digantikan Pasukan Garuda VlIi di bawah
pimpinan Brigjen T, Bambang Sumantri dari bulan November 1974 sampai bulan
Juni 1975. Pada tahun ini pula pasuka perdamaian PBB untuk Vietnam ICCS (IntemasionalCommision
for Control and Supervision) ditarik mend. sefelah seluruh Vietnam jatuh
ke tangan Vietnam Utara atau Vietkong yang berhaluan komunis.
6)
Pasukan Garuda VIII di
bawah pimpinan Kolonel Gunawan Wibisono, Kontingen Garuda VI dan V bergabung
dalam pasukan perdamaian PBB yang diberi nama United Nations Emergency
Force (UNIEF)
Bagi bangsa Indonesia
pengiriman Misi Garuda untuk memenuhi permintaan PBB memiliki alasan yang
kuat. Yang pertama sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
berbunyi ikut melaksanaka ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial dan kedua sesuai dengan politik Luar Ngeri Indonesia
bebas aktif.
0 comments:
Post a Comment